Travel

Jailolo

Bila ke Halmahera Barat imajinasikan tentang perjalanan laut. Tempat ini nyaman untuk tetirah karena kesederhanaannya adalah kesempurnaan untuk para pencari ketenangan, alam asli di daratan dan lautnya, serta persahabatan dari warganya.

Nama Jailolo, ibu kota Halmahera Barat (Halbar), sebetulnya tidak asing. Setiap tahun berlangsung Festival Teluk Jailolo pada pertengahan Mei. Belakangan festival kesenian itu bertambah dengan festival empat kesultanan, yaitu Kesultanan Jailolo, Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, dan Kesultanan Bacan.

Sementara Kesultanan Ternate dan Tidore lebih sering disebut dalam sejarah nasional dan Bacan sempat populer ketika demam akik merasuki banyak orang, Kesultanan Jailolo yang tercatat dalam sejarah muncul sejak abad ke-16 namanya lama hilang. Sultan sebagai simbol tidak jelas keberadaannya. Baru pada lebih dari satu dekade lalu Jailolo memiliki sultan kembali, meskipun masih terdapat perbedaan tentang siapa paling berhak menduduki posisi tersebut.

Nyatanya tidak semua orang tahu letak Jailolo. Nama Jailolo digunakan untuk nama kesultanan, teluk, kecamatan, dan ibu kota Kabupaten Halmahera Barat, wilayah administratif yang baru lahir tahun 2013 hasil pemekaran Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.

Cara termudah mencapai Jailolo dengan naik pesawat ke Kota Ternate di Pulau Ternate. Dari Jakarta saat ini ada dua penerbangan langsung ke Ternate yang dilayani Garuda dan Batik. Dari Bandara Sultan Ba’abullah menuju pelabuhan penyeberangan ke Jailolo butuh waktu sekitar 10 menit dengan kendaraan sewaan. Ada kapal rutin melayani rute Ternate-Jailolo dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam atau naik kapal cepat sekitar 40 menit. Umumnya perjalanan pada pagi hari nyaman karena permukaan laut rata seperti cermin yang memantulkan cahaya.

Infrastruktur dan fasilitas umum Halmahera Barat masih terbatas meskipun dari tahun ke tahun tampak ada perbaikan. Jalan utama ke sembilan ibu kota kecamatan cukup baik, tetapi ketersediaan listrik masih menjadi masalah walaupun di dalam peta energi PLN Maluku Utara masuk zona cukup listrik yang ditandai oleh warna hijau.

Rumah makan terbatas. Makanan favorit untuk sarapan adalah nasi kuning dengan lauk irisan kering singkong, telur balado, dan balado tongkol. Rumah makan yang dapat direkomendasi karena cukup bersih dan rasa masakannya enak adalah rumah makan padang dan rumah makan aneka masakan dengan kekhususan ayam goreng renyah. Keduanya dimiliki pendatang dari Jawa.

Ada 123 pulau di Halbar, semuanya memiliki pemandangan indah dan masih asli. Sebagian besar pulau-pulau itu tidak berpenghuni dan laut di sekitarnya memiliki terumbu karang yang sangat layak dijelajahi dengan selam permukaan atau selam dalam bagi mereka yang memiliki keterampilan cukup.

Ombak pantainya tenang, semua memiliki hutan bakau yang baik hingga sangat baik; pantai Marimbati salah satunya. Dengan menggunakan perahu menembus hutan bakau, perjalanan akan berakhir di pantai tempat menikmati matahari tenggelam.

Jumat, 29 Desember 2017 Pukul 07.30

Pesawat dari Jakarta mendarat di Bandara Sultan Ba’abullah, Ternate, setelah penerbangan hampir empat jam. Waktu Jakarta dua jam lebih lambat dari Ternate. Dari bandara mampir di rumah makan Al Hikmah untuk makan nasi kuning atau lontong opor. Pilihan lauknya ikan tongkol sambal atau ayam kampung. Semua dilengkapi telur ayam rebus.

Pukul 10.00

Naik kapal cepat ke Teluk Jailolo sekitar 40 menit dan merapat di dermaga kecil yang melayani perjalanan nonrutin. Dermaga ini bersebelahan dengan Villa Gaba, tempat menginap terbaik saat ini di Jailolo. Pilihan lain Hotel D’Hoek di tengah kota atau menginap di rumah penduduk.

Pukul 14.00

Makan siang di rumah makan padang dan bersiap menuju Desa Guaeria, Kecamatan Jailolo. Desa ini menjadi desa tujuan wisata meskipun tidak memiliki akses jalan karena terisolasi oleh pegunungan dari ibu kota Jailolo. Bupati Halbar Danny Missy mengatakan desa ini akan tetap dibiarkan terisolasi dari darat agar tetap unik, tetapi akses infrastruktur akan dipenuhi, antara lain listrik yang sekarang masih menjadi masalah. Melistriki desa ini terus diusahakan di tengah tantangan terbatasnya infrastruktur.

Desa ini unik. Penduduk pertama berasal dari Serui, Papua Barat. Thomas Kirihiyo (72) adalah keturunan kedua pendatang dari Serui. Ayahnya, Frans Kirihiyo, sampai di desa itu sebelum Perang Dunia II. Sekarang sebagian besar dari 630 orang warga Guaeria adalah hasil kawin mawin dengan warga lain Jailolo.

Desa di tepi pantai ini hanya dapat ditempuh dengan kapal motor, sekitar 10-15 menit dari dermaga Villa Gaba. Pantai Guaeria memiliki setidaknya 20 titik selam. Yang terbaik berada di sekitar Pulau Babua, terletak antara Guaeria dan Villa Gaba.

Dari desa pinggir pantai dengan mengayunkan langkah sekitar 20-30 menit akan sampai di Tanjung Guaeria setinggi kira-kira 50 meter dari muka laut. Tanjung yang merupakan ujung selatan Teluk Jailolo itu menawarkan pemandangan matahari terbenam dengan latar belakang rangkaian pulau-pulau Hiri, Ternate, Tidore, dan Maitara di sisi kiri. Di arah kanan terlihat kumpulan atap seng rumah-rumah Desa Guaeria. Saat malam, gelap karena listrik yang terbatas, tergantikan cahaya bulan yang benderang menuju bulan super 31 Desember 2017.

Sabtu, 30 Desember 2017 Pukul 07.00

Tujuan utama hari ini Kepulauan Loloda di Kecamatan Loloda. Meskipun di peta Google hanya terlihat dua pulau besar, yaitu Kahatole dan satu pulau kecil, saat disambangi kepulauan itu terdiri dari banyak pulau kecil. Pulau-pulau berbatu cadas tak berpenghuni yang seperti muncul begitu saja dari dalam laut saling berdampingan sehingga perairan di bagian dalam di sekitar sana tenang.

Saat laut tenang, kapal motor cepat bisa merapat ke pulau-pulau cadas itu. Penumpang bisa turun, merasakan kebesaran alam dengan duduk-duduk di atasnya. Sayang akhir Desember lalu angin sedang kencang dan laut bergelombang.

Perjalanan sekitar tiga jam melalui tepi barat Halmahera jadi terasa panjang ketika perut tak kuasa menahan kocokan kapal akibat empasan gelombang laut. Pengemudi kapal dengan tertawa mengatakan gelombang itu belum seberapa. Gelombang baru disebut besar bila saat kapal berayun ke bawah lidah gelombang laut ada di atas atap kapal.

Inilah kehidupan di timur Indonesia dengan ribuan pulau. Pasokan bahan bakar kapal menjadi masalah pada saat angin kencang bertiup.

Rasa lelah menahan mual terbayar saat tiba di Loloda. Kapal memutari tepian beberapa pulau sebelum tiba di air terjun Kahatola. Hulu air terjun ini berada di puncak pulau lebih lima puluh meter dari muka laut. Airnya jatuh langsung ke laut yang berwarna biru-hijau, menandakan dalam laut hanya sekitar lima meter. Saat kapal berlabuh di tepi air terjun, tiap orang tak sabar melompat ke laut untuk berenang.

Menjelang bergerak kembali ke Jailolo, pengemudi kapal mengarahkan kapal ke bawah air terjun dan tiap orang memakai kesempatan itu berdiri di ujung kapal untuk membilas diri di bawah siraman air terjun.

Minggu, 31 Desember 2017 Pukul 10.00

Perjalanan menuju pasar Jailolo. Pasar adalah salah satu tempat melihat kehidupan sebenarnya penduduk. Pasar Jailolo sangat bersih untuk ukuran kabupaten muda usia. Lantainya keramik. Hampir semua pedagang adalah perempuan, banyak di antaranya pendatang, antara lain dari Minang. Mereka menjual sayuran, mulai dari tomat, buncis, terung, oyong, kangkung, labu, cabai, bawang, alpukat, semangka, sukun, ikan segar, ikan asin, sirih-pinang, hingga pakaian.

Pukul 11.00

Desa Gamomeng, Kecamatan Sahu Timur. Di desa ini terdapat rumah adat sasadu. Rumah berbentuk balai terbuka ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dengan tiang-tiang kayu masih asli. Sasadu masih difungsikan warga desa untuk merundingkan segala hal menyangkut kepentingan bersama. Minggu pagi itu warga tampak berjalan kaki menuju rumah masing-masing sekembali dari gereja.

Pukul 15.00

Kini giliran selam permukaan dan selam dalam di Pulau Pastofiri. Pulau tak berpenghuni yang terbentuk dari tumpukan karang mati ini luasnya hanya sekitar 300-400 meter persegi, tergantung pasang laut. Ini salah satu tempat terbaik untuk selam permukaan dan selam dalam. Di bawah lembut cahaya matahari sore terlihat terumbu karangnya yang sehat. Selain kuda laut yang panjangnya tak lebih 10 sentimeter, juga ada ikan kelelawar, ikan damsel biru elektrik, dan kumpulan ikan kardinal.

Saat matahari beranjak turun ke kaki langit, warna kuning oranye terang menjadi latar pulau-pulau Hiri, Ternate, Maitara, dan Ternate dengan gunung berapinya. Burung laut terbang beriringan, memberi rasa damai tak tergantikan.[Sumber: Kompas, Minggu 14 Januari 2018|oleh:Ninuk Mardiana Pambudy]

Standard

Leave a comment